Minggu, 10 April 2011

Berbagai Penyakit Kewanitaan Yang Perlu Diketahui !

A. Keputihan
Pada kondisi yang normal, vagina
dapat mengeluarkan cairan yang
berasal dari rahim. Umumnya
cairan yang keluar sedikit, jernih,
dan tidak berbau. Jika cairan
(bukan darah) yang keluar dari
vagina berlebihan, keadaan
tersebut disebut keputihan.
Selama kehamilan, menjelang
menstruasi, pada saat ovulasi,
dan akibat rangsangan seksual,
vagina cenderung lebih banyak
mengeluarkan cairan, gejala
tersebut masih termasuk normal.
Namun apabila cairan yang keluar
berlebihan, terkadang
menimbulkan rasa gatal, dan bau
tidak sedap maka perlu
diwaspadai.
Penyebab keputihan antara lain:
infeksi oleh mikroorganisme
(jamur Candida albicans, bakteri
Neisseria gonorrhoea, parasit
Trichomonas vaginalis), gangguan
keseimbangan hormon, stres dan
kelelahan kronis, peradangan alat
kelamin, benda asing dalam
vagina, atau merupakan gejala
adanya penyakit dalam organ
kandungan seperti kanker rahim,
dan sebagainya.

B. Gangguan Menstruasi
Menstruasi merupakan
pendarahan bulanan yang berasal
dari pelapis rahim melalui vagina
pada wanita yang seksual
dewasa dan tidak hamil. Lamanya
pendarahan menstruasi rata-rata
berlangsung antara 3-5 hari
dengan siklus rata-rata 28 hari.
Dalam kondisi normal, menstruasi
tidak menyebabkan gangguan
yang cukup berarti. Namun pada
sebagian wanita, menstruasi
terkadang dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari, bahkan
menjadi sangat menyiksa karena
rasa sakit yang luar biasa
(dymenorrhoea). Terlambat haid
atau menstruasi yang tidak
teratur juga patut diwaspadai
karena itu berarti telah terjadi
abnormalitas pada siklus
menstruasi.
Rasa nyeri yang timbul selama
menstruasi dapat disebabkan oleh
berbagai faktor di antaranya
faktor ketidakseimbangan
hormon, yaitu terjadinya
peningkatan sekresi hormon
prostaglandin yang dapat
menyebabkan kontraksi uterus
yang berlebihan. Menstruasi yang
tidak teratur dapat disebabkan
karena adanya gangguan hormon
ataupun faktor psikis, seperti
stress, depresi, dan lain-lain yang
dapat mempengaruhi kerja
hormon.
C. Kista Ovarium
Yaitu suatu kantong abnormal
berisi cairan atau setengah cair
yang tumbuh dalam indung telur
(ovarium). Kista ovarium biasanya
tidak bersifat kanker, namun
walaupun kista tersebut kecil
diperlukan perhatian lebih lanjut
untuk memastikan kista tersebut
tidak berupa kanker.
Kista ovarium yang berukuran
kecil biasanya tidak menunjukan
gejala atau rasa sakit, kecuali
kalau pecah atau terpuntir yang
menyebabkan sakit yang hebat di
daerah perut bagian bawah, dan
kaku. Kista yang berukuran besar
atau berjumlah banyak dapat
menimbulkan gejala seperti rasa
sakit pada panggul, sakit
pinggang, sakit saat berhubungan
seksual, pendarahan rahim yang
abnormal.
Penyebab terjadinya kista ovarium
yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada
hipotalamus, hipofise, atau
indung telur itu sendiri. Kista
indung telur timbul dari folikel
yang tidak berfungsi selama
siklus menstruasi.
D. Kanker Payudara
Merupakan jenis kanker kedua
terbanyak yang menyerang
wanita Indonesia. Utamanya
menyerang wanita yang telah
berumur 40 tahun ke atas.
Wanita yang belum pernah
melahirkan, mengalami kehamilan
pertama di atas usia 35 tahun,
tidak pernah menyusui anak,
mengalami siklus menstruasi
yang panjang (mendapat haid
pertama kurang dari 12 tahun dan
menopause lebih dari 50 tahun),
pernah mendapat radiasi pada
payudara, mengalami trauma
pada payudara, mempunyai
keluarga yang menderita penyakit
ini, memiliki resiko tinggi untuk
menderita kanker payudara.
Adanya benjolan kecil pada
jaringan di sekeliling payudara,
terasa keras, adanya kerutan-
kerutan pada kulit payudara,
keluarnya darah atau nanah dari
puting susu, perubahan pada
puting susu seperti gatal, terasa
terbakar, dan tertarik ke dalam,
dapat menjadi tanda-tanda
kemungkinan terjadinya kanker
payudara. Penyebabnya belum
diketahui secara pasti, tetapi
faktor yang memegang peranan
dalam proses kejadian tumor
adalah hormon estrogen.
Memeriksa perubahan yang
terjadi pada payudara secara rutin
perlu dilakukan, sehingga jika
terdeteksi ada kelainan dapat
segera diantisipasi. Untuk
mendeteksi dini kanker payudara
dapat melakukan pemeriksaan
sendiri pada payudara setiap
bulan (5-7 hari setelah haid),
untuk mengetahui apakah ada
kelainan atau tidak.
E. Kanker Leher Rahim (Serviks
Uteri)
Merupakan jenis kanker yang
paling banyak terjadi pada wanita
Indonesia. Tingginya kasus
kematian yang disebabkan oleh
kanker serviks pada wanita
Indonesia karena umumnya baru
diketahui setelah stadium lanjut.
Di negara maju, kasus kanker
serviks sudah agak menurun. Hal
ini karena adanya program
Papsmear yang dilakukan secara
teratur sebagai upaya untuk
pencegahan skunder dan deteksi
dini kanker serviks.
Gejala kanker serviks tergantung
pada fase pertumbuhan. Pada
fase dini (preinvasif) sering tidak
menimbulkan gejala atau hanya
sedikit sekali gejala, seperti
keputihan. Pada fase invasif
(lanjut) menyebabkan pendarahan
vagina di luar masa haid, sakit
dan pendarahan setelah
bersenggama, rasa sakit pada
daerah panggul, nafsu makan
hilang, berat badan hilang, dan
anemia karena pendarahan.
Penyebab kanker serviks belum
diketahui secara pasti, namun
diduga sekitar 95 % oleh sejenis
virus Human Papilloma Virus
(HPV), virus ini dapat menular
melalui hubungan seksual. Ada
beberapa faktor risiko yang dapat
meningkatkan terjadinya kanker
serviks, yaitu:
- Sering berganti pasangan
hubungan seksual
- Berhubungan seksual di usia
muda
- Kehamilan berulangkali (sering
melahirkan)
- Infeksi virus pada serviks
Lebih Jauh tentang Infeksi Vagina
BACTERIAL vaginosis merupakan
salah satu jenis infeksi vagina
yang disebabkan oleh bakteri dan
paling sering ditemui pada
perempuan. Biasanya, infeksi ini
tergolong ringan dan mungkin
hilang dengan sendirinya. Akan
tetapi, jika tidak segera ditangani
penyakit ini bisa berkembang
menjadi masalah serius.
Beberapa masalah kesehatan lain
yang mungkin muncul di
antaranya:
- Jika mengalami infeksi ketika
sedang hamil, maka dapat
menimbulkan risiko keguguran,
kelahiran prematur, dan infeksi
rahim setelah melahirkan.
- Jika mengalami infeksi ketika
menjalani prosedur panggul
(pelvis) seperti C-section, aborsi
atau histerektomi, maka dapat
menyebabkan indeksi pelvis.
- Meningkatkan risiko terjangkiti
penyakit menular seksual,
termasuk HIV.
Normalnya, ada banyak bakteri
''baik'' dan sedikit bakteri ''jahat''
di vagina. Jenis bakteri baik
berperan membantu
mengendalikan pertumbuhan
bakteri jahat. Nah, pada penderita
bacterial vaginosis, kondisi yang
terjadi justru sebaliknya. Jumlah
bakteri jahat lebih banyak
dibandingkan jumlah bakteri baik.
Penyebab bacterial vaginosis
Hingga kini, para ahli belum
benar-benar yakin mengenai
penyebab rusaknya
keseimbangan jumlah bakteri baik
dan bakteri jahat di vagina.
Meskipun demikian, sejumlah hal
tertentu diduga mempertinggi
risikonya, seperti:
- memiliki lebih dari satu
pasangan seks
- memiliki pasangan seks sesama
perempuan
- merokok
- douching
Gejala
Gejala paling umum yang
mengindikasikan seseorang
menderita bacterial vaginosis
adalah cairan vagina berbau tidak
sedap (amis). Selain itu,
warnanya pun terlihat putih
keabu-abuan atau kekuningan.
Di samping itu, ada banyak hal
yang dapat menyebabkan cairan
vagina tidak normal, termasuk
sejumlah penyakit menular
seksual. Oleh karena itu, ada
baiknya menemui dokter untuk
memeriksa penyebabnya agar
mendapatkan pengobatan yang
tepat. Dokter Anda akan
mendiagnosa dengan bertanya
tentang gejala, melakukan
pemeriksaan pelvis, serta
mengambil contoh cairan vagina.
Bacterial vaginosis umumnya
menjangkiti perempuan yang aktif
secara seksual. Akan tetapi,
penyakit ini agaknya bukan
sesuatu yang menular dari orang
lain. Untuk menghindarinya,
jangan berhubungan seks dengan
lebih dari satu orang, hindari
rokok dan douching.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar